Meromantisasi Kesedihan
Padahal, sudah hampir 5 tahun dia menjalani kehidupan yang seperti itu. Tapi ada saja perasaan yang masih janggal dan tidak karuan, entah perasaan apa itu. Namun sepertinya dia tahu mengapa dia begitu. Bayangkan saja, dia anak perempuan yang selalu merengekan sesuatu kepada sang ibu namun secara tiba-tiba tidak lagi bisa melakukan hal itu. Apapun itu. Contohnya pada saat seperti bulan Ramadan ini, 7 tahun yang lalu tepatnya. Dia selalu dengan bangga dan meriah menyambut kedatangan bulan suci Ramadan bersama keluarga kecilnya yang hangat. Beramai-ramai datang ke tempat ibadah untuk melakukan ibadah bersama. Berada dibarisan atau shaf yang sama dengan sang ibu meskipun kadang terjeda. “Ayo bangun salat, kok malah duduk”, seru sang ibu. Lalu dengan enteng si anak perempuannya itu menjawab, “sebentar, istirahat sekali.”, yang padahal tidak cukup sekali. Tidak hanya itu, sering kali mereka berbondong-bondong membeli bahan masakan untuk dimakan dihari pertama sahur. Dia