Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Keutamaan Lailatul Qadar

Gambar
Semua pasti telah mengetahui keutamaan malam Lailatul Qadar. Namun, kapan malam tersebut datang? Lalu adakah tanda-tanda dari malam tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan. Saudaraku, pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4) “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Q

[ Cermin ]

Gambar
Perspektif Cak Nun tentang Idul Fitri Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun memaknai Idul Fitri lebih mendalam, substansial, dan filosofis. Menurutnya, berhari raya itu mudah, tetapi beridul fitri diakui sangat sulit. dari berbagai sumber, Idul Fitri artinya adalah fitrah atau kembali ke asal muasal. Ibarat manusia, lahir kembali menjadi bayi. Selama Ramadan, manusia diminta untuk tidak makan, tidak minum, tidak mengumbar hawa nafsu (hubungan suami-istri) dan hal-hal yang melanggar dosa lainnya. Artinya, manusia diminta untuk mengikis diri yang serba material (kulit, tulang, dan segala sifat material tubuh). Dengan mengikis diri, manusia diajak untuk melakukan dematerialisasi atau ruhanisasi yang pada akhirnya bisa kembali kepada Tuhan yang Maha Esa. Setelah proses menuju Allah tercapai, maka diri ini adalah fitri. Maka, Cak Nun sebetulnya berpendapat, Idul Fitri mestinya tidak ada. Sebab, setelah proses puasa Ramadan berhasil mencapai Tuhan dari hasil pengikisan d

#AkuBanggaAkuSastra

Gambar
Aku didera dilema, saat aku harus menentukan ke arah mana aku mulai merajut impianku. Tak jarang, akal dan suara hatiku berdebat. Berdebat tentang mana yang harus aku pilih—suara hatikah, atau pendapat tentang 'prospek ke depannya'-kah? Di sisi lain, aku ingin sekali mendengarkan apa kata hatiku. Tapi, stigma masyarakat terus mengintervensi pilihanku. Beberapa jurusan dipandang istimewa, sebagian yang lain dipandang sebelah mata. Ketika aku mendengarkan pilihan hatiku, aku dihantui dengan berbagai pendapat yang memandang bahwa apa yang aku pilih tidak akan menghasilkan apa-apa di masa depan nanti. Tidak jarang pula yang membanding-bandingkannya dengan jurusan lain. Aku sangat yakin semua pihak peduli padaku. Tapi menurutku, bukan jurusanlah yang menentukan masa depanku. Bukan universitaslah yang menentukan masa depanku. Tapi diri sendiri. Ketika aku memilih farmasi, tetapi yang aku bisa adalah meracik kata-kata—bukan meracik bahan kimia, institusi mana yang mau m

MENGHORMATI YANG TIDAK BERPUASA?

Salah satu jawaban dari kabar yg beredar akhir2 ini. Semoga bermanfaat. MENGHORMATI YANG TIDAK BERPUASA? Oleh:Tere Liye 12 tahun silam, saat saya baru lulus kuliah, saya sudah menemukan konsep baru yang sangat membingungkan ini: Orang2 berpuasa diminta menghormati orang2 yang tidak berpuasa. Maka, saat Ramadhan datang, apa salahnya jika tempat2 hiburan tetap buka, rumah makan tetap beroperasi penuh, dsbgnya. Apa salahnya jika klub malam tetap beroperasi. Toh, mereka juga mencari makan, nafkah dari bisnis mereka. Saya membaca tulisan itu di milist (jaman itu belum ada media sosial). Saya masih muda, masih tidak berpengalaman. Saat membaca tulisan tersebut, aduhai, isinya masuk akal sekali. Benar loh, kan kita berpuasa itu disuruh menahan diri, agar jadi lebih baik, masa' kita akan tergoda saat melihat warung buka, masa' kita akan tergoda saat melihat tempat hiburan ada di mana2? Full beroperasi. Kalau masih, berarti puasa kita nggak oke. Itu logika yang masuk

Suatu hari nanti

Gambar
Mungkin suatu hari nanti, di siang hari yang terik seperti ini, aku tidak akan memaksamu untuk mengajakku ke luar rumah. pergi ke mall untuk berkeliling seperti dua pasang kekasih pada umumnya, atau sekadar nonton di bioskop. Kita bisa melakukan itu dua bulan sekali saja cukup atau ketika ada film yang benar-benar amat sangat bagus untuk kita tonton di bioskop.. Aku tidak akan memaksamu untuk mengajakmu makan di sebuah cafe dan duduk tidak nyaman sambil menyedot minuman dingin warna warni di tengah kebisingan orang-orang. Mungkin suatu hari nanti, di siang hari yang sangat terik seperti ini, aku hanya menginginkan kita tetap berada di dalam rumah. Memintamu untuk menyalakan pemutar film atau menonton film-film kesukaan kita di layar komputer. Mungkin sesekali kita ada sedikit berdebat ketika memilih film kesukaanku atau kesukaanmu yang ingin kita lihat lebih dulu. Lalu duduk bersandar berdua sambil menikmati filmnya. Mungkin sesekali kamu akan kesal dan menyuruhku diam keti

Tentang perempuan

Gambar
Ketika Allah ingin menciptakan yang indah Allah ciptakan perempuan Ketika Allah ingin menciptakan kasih sayang Allah ciptakan perempuan Ketika Allah ingin menciptakan kehangatan Allah ciptakan perempuan Perempuan itu.. duta salam duta damai duta sakinah/ketenangan Begitu indah nya perempuan 🌸 karena kita, MATAA'A, AL MAR'AH AS-SHOLIHAH MATAA'A Ini komen Rasulullah yang selalu kita ingat "bahwa perempuan sholihah itu perhiasan" dan kita harus tetap jadi perhiasan yang indah Senang orang memperoleh diri kita Senang orang berada disisi kita Senang orang mendapatkan diri kita Karena kita MATAA'A, Perhiasan yang paling berharga dan paling indah dimuka bumi ini

Laut itu begitu dalam

Aku memilih terus memperbaiki diri Bukan karena hari ini kamu meremehkanku. Bukan juga karena di matamu, aku tidak lebih penting dari yang lain. Tetapi Karena aku memang harus menjadi lebih baik Dimasa mendatang Kamu boleh memandangku sebelah mata Aku sama sekali tidak akan memaksamu menyukaiku. Aku akan menelan segala pandangan itu Aku tidak marah, Meski mungkin tetap akan sedih Sebab, sedih itu manusiawi Semoga, Suatu hari di masa depan Kita bertemu lagi. Aku akan bekerja lebih keras untuk diriku; menempa kemampuanku untuk orang-orang yang kucintai. Bukan untuk terlihat hebat di matamu suatu hari nanti Aku ingin menjadi lebih baik demi diriku sendiri Dan demi orang-orang yang kucintai. Semoga Kamu tidak lupa Kamu pernah menjatuhkanku seperti tak berharga Pernah menganggap seseorang yang sedang berjuang ini, Tidak penting suatu ketika.