Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Cinta

Cinta .. Apa yang kamu tau tentang cinta? Cinta yang kau tau hanya sekedar rasa suka, atau dari kisah kisah semacam "Dilan" yang katanya mampu menahan berat nya rindu? Kamu tau gak? Cinta itu sudah ada dari saat itu .. Dari saat pijakan pijakan langkah Sayyidah Khadijah yang sudah menua dan lemah, menapaki batu batu terjal nan tinggi demi menghantarkan kebutuhan untuk Sang kekasihnya. Cinta itu .. Saat, Abu Bakar Ash Shiddiq menahan rasa sakit dan perih di kakinya karena gigitan ular, demi menjaga lelap tidur nya Sang kekasih yang tertidur lelap di pangkuannya. Cinta itu .. Saat, Hasan bin Tsabit  yang tak mampu berkata kata dan tak mampu memandang dengan mata nya lantaran terkesima dan takjub atas keindahan cahaya yang sempurna sehingga tak keluar darinya sebuah syair kecuali pujian yang indah, bahwa Keindahan nya bagaikan untaian kalung yang indah yang diambil  dari bintang gemintang yang paling terang. Cinta itu .. Saat, Bilal tak mampu untuk bersuara saat

Dariku untukmu

Assalamu'alaikum Calon Imamku... Bagaimana keadaanmu hari ini? Masihkah kau bertahan? Masihkah kau kuat? Masihkah kau berjuang? Semoga Allah selalu meridhai langkah langkahmu. . Tuan, tenanglah aku bukan tipe yang suka memaksa. Aku juga bukan tipe yang suka menuntut. Dan kau tak perlu khawatir, Dan tak perlu memperbaiki keuanganmu Yang perlu kau perbaiki saat ini hanyalah takwamu dan imanmu. Itu saja. . Soal harta, aku ingin kita berjuang sama sama dari nol. Aku ingin menemanimu meraih kesuksesanmu. Dengan bumbu iman yang kita miliki. InSyaa Allah, Allah akan memudahkan. . Jika kau datang dengan kekayaanmu? Lalu apa yang harus aku nikmati? Hartamu?? Kemewahan mu?? Percuma, itu hanya merobohkan iman di hati. Jadi, kamu tak usah risau dan galau Karena aku hanya ingin rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. . Urusan dunia setelah urusan akhirat kita selesai. Kau mengerti maksudku? Iya, Cukup teguhkan ketakwaan dan keimanan dihati mu dan aku. Membangun

Muslimah berniqob?

Tanggal 20 februari kemarin, ada seorang lelaki di kampus yang mengutarakan perasaan dan kemauan nya ke saya. Lelaki ini notabene nya adalah seorang yang tidak menyenangi wanita berjilbab, sejatinya dia adalah seorang muslim. Saya tidak menjawab apapun, tapi saya menghargai nya. Kemudian saya melihat dua orang wanita yang memakai niqob dengan indahnya. Lalu saya menunjuk kearah mereka dan bertanya pada lelaki ini "bagaimana jikalau saya seperti itu?" Dan jawaban yang diberikan sangat menohok hati saya, dan seakan dia berbicara seolah muslimah yang memakai niqob adalah bukan syari'at islam dan berlebihan.. Saya diam... Lalu memikirkan apa yang telah dia bicarakan sedaritadi dengan saya. Tapi dengan ini saya ingin menjelaskan terutama untuk mu kak... Larangan Mengolok-olok Muslimah karena Memakai Cadar/Niqob. (misalnya menyebutnya: ninja, teroris, ekstrimis, hantu, kuno, dll) “Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk,” (QS Al Hujarat: 11) &

Suicide Awareness

Wanna kill yourself? Imagine this⤵ You come home from school one day. You’ve had yet another horrible day, you’re just ready to give up. So, you go to your room.. close the door and take out that suicide note you’ve written and rewritten over and over and over. You take out those razor blades, and cut for the very last time. You grab that bottle of pills and take them all. Laying down... holding the letter to your chest, you close your eyes for the very last time. A few hours later, your little brother knocks on your door to come tell you dinners ready. You don’t answer, so he walks in.. All he sees is you laying on your bed, so he thinks you’re asleep. He tells your mom this. Your mom goes to your room to wake you up. She notices something is odd. She grabs the paper in your hand and reads it. Sobbing.. she tries to wake you up. She’s screaming your name. Your brother? So confused, runs to go tell Dad that, “Mommy is crying nd brother won’t wake up.” Your dad runs to your ro

Bersabarlah lebih lama lagi

Wahai diri yang sedang dirundung duka, Berhentilah menyalahkan diri sendiri, Berhentilah menangisi takdir yang menimpa badan, . Bersabarlah lebih banyak lagi, Sebab Allah tidak pernah meninggalkanmu, Allah amatlah dekat denganmu, . Bersandarlah padaNYA, Rebahkanlah segala penat disisiNYA, . Bukan Allah mengacuhkanmu, Bukan pula sudah tak sayang padamu, Jangan pernah berpikir begitu duhai diriku, . Lihatlah Allah sedang tersenyum padamu, Bukan untuk bercanda denganmu, Allah justru ingin memberikan pelangi setelah hujan yang membasahi pipimu . Percayalah wahai diri, Allah tidak akan menyia-nyiakan air matamu, Allah tidak akan melupakan segala jerih payahmu untuk taat padaNYA . Sekali lagi kuminta padamu wahai diri, Bersabarlah lebih banyak lagi.

Surat untuk calon imamku

Untukmu yang ku sebut calon imamku, ini aku… wanita yang siang malam mendo’akanmu. Entah harus darimana kujelaskan semuanya, sungguh.. untukmu imajinasiku menjadi kaku.. aku tak sanggup berkata banyak. Bukan, bukan karena kau tak layak dibahasakan. Justru karenamu, jutaan kata yang pernah terurai panjang lebar menjadi bisu. Aku tak berdaya melawan ketidaksanggupanku. Di hadapanmu… aku hambar. . . Untukmu yang ku sebut calon imamku, ini aku… wanita penuh kekurangan yang hilang di antara indah dunia. Sudahkah kau menatapku dengan baik ? Sudahkah kau melihatku dengan jelas ? Bahkan, sudahkah kau memperhatikanku lebih dekat ? Bagaimana bisa kau memilihku ? Bagaimana mungkin aku ? yaaah… inginku bertanya lembut di hadapanmu, ketika tiba masanya kita dipertemukan, dan jika aku sanggup.. . . Untukmu yang ku sebut calon imamku, ini aku… wanita lemah, dengan iman dan hati yang compang camping. Bersediakah kelak kau membimbingku, menjadikanku lebih dekat dengan Rabb ku ? Menjadikan Syurga

Sesekali

Sesekali pergilah ke pantai, lalu lihatlah ombak yang beradu itu, dan kamu akan paham–rasanya mengejar seseorang, tapi sekeras apapun kamu berusaha, dia tidak bisa digapai. Sesekali pesanlah secangkir kopi panas, lalu perhatikanlah uap asap yang meliuk-liuk itu, dan kamu akan paham–rasanya dibiarkan pergi tanpa dicegah sama sekali. Sesekali duduklah di ruang tunggu bandara, lalu lihatlah pesawat-pesawat sibuk itu, dan kamu akan paham–rasanya didatangi untuk kemudian ditinggal pergi lagi. Sesekali pergilah ke stasiun terdekat, lalu lihatlah sepasang rel sedih itu, dan kamu akan paham–rasanya bersisian namun pada ujungnya tak pernah bisa bersama. Sesekali pergilah ke persimpangan, lalu amatilah lampu lalu lintas itu, dan kamu akan paham–rasanya sudah menunggu lama, lalu dibiarkan pergi begitu saja. Sesekali berdirilah di bawah pohon, lalu lihatlah daun yang jatuh itu, dan kamu akan paham–rasanya bertahan sejak lama, lalu dilepaskan juga pada akhirnya. Semoga kamu memahaminya.