Melepaskanmu





Kau telah hidup didalam kepalaku, di pelupuk mata, di rongga dada, di dalam ceria dan tawa.
Kau tanami hidupku dengan sejuta warna.
Ilalang dan rumput terganti oleh bunga mawar yang mekar dan tumbuh semakin liar.
Lalu kau rawat mawar itu dengan cerita baru tentang kita.

Selanjutnya, kami terus saling melukis hidup kami dengan kuas yang penuh warna, berjalan bersama tanpa alas kaki dengan jalan yang indah didepan mata.
Duduk berdua disebrang jalan bergurau dan bercanda sambil menunggu hujan reda.
Dan itu; adalah cerita bohongnya.
-
-
-
Yang sebenarnya, kami sepakat untuk tidak saling menghubungi, kami saling merindu dan dirindukan tanpa bisa mengungkapkan.

Melepaskanmu adalah caraku menghargaimu.
Melepaskanmu adalah caraku berhenti menyakiti hatimu.
Mungkin melepaskanmu adalah cara terbaikku mencintaimu.
Perlahan aku mulai terbiasa tanpamu.
Aku mulai terbiasa tanpa kabar darimu.
Sekadar tanpa pesan darimu pun aku mulai terbiasa.
Aku mulai mengerti, aku melepaskanmu bukan karena aku tidak menginginkanmu.
Aku melepaskanmu bukan berarti tidak mencintaimu.
Maaf, bukannya aku gampang menyerah atau tidak memperjuangkanmu.
Namun, untuk apa aku menahan seseorang yang bersikap meminta dilepaskan?
Bukankah yang berharga seharusnya memang selalu bertahan di setiap keadaan?

Namun aku mulai paham.
Dan aku harus bisa mulai menerima kenyataan.
Bahwa tidak semua yang kucinta diciptakan-Nya untukku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meromantisasi Kesedihan

Kenapa Kau Mencintainya?

Untukmu yang Memutus Hubungan dan Komunikasi