Suatu hari nanti



Mungkin suatu hari nanti, di siang hari yang terik seperti ini, aku tidak akan memaksamu untuk mengajakku ke luar rumah. pergi ke mall untuk berkeliling seperti dua pasang kekasih pada umumnya, atau sekadar nonton di bioskop.
Kita bisa melakukan itu dua bulan sekali saja cukup atau ketika ada film yang benar-benar amat sangat bagus untuk kita tonton di bioskop..
Aku tidak akan memaksamu untuk mengajakmu makan di sebuah cafe dan duduk tidak nyaman sambil menyedot minuman dingin warna warni di tengah kebisingan orang-orang.

Mungkin suatu hari nanti, di siang hari yang sangat terik seperti ini, aku hanya menginginkan kita tetap berada di dalam rumah. Memintamu untuk menyalakan pemutar film atau menonton film-film kesukaan kita di layar komputer. Mungkin sesekali kita ada sedikit berdebat ketika memilih film kesukaanku atau kesukaanmu yang ingin kita lihat lebih dulu. Lalu duduk bersandar berdua sambil menikmati filmnya.

Mungkin sesekali kamu akan kesal dan menyuruhku diam ketika aku berkomentar di tengah-tengah cerita sambil menutup mulutku dengan tanganmu.
Atau mungkin aku akan merengek dengan manja untuk memaksamu pergi ke minimarket terdekat hanya untuk membeli beberapa cemilan kesukaanku, es krim cokelat, keripik kentang, dan coklat.
Aku mungkin akan kesal ketika kamu menghabiskan makanan lebih banyak dariku dan kamu mungkin akan membalas perlakuanku dengan mengacak-acak rambutku sampai tidak karuan.

Mungkin setelahnya kita akan sama-sama tertawa dengan seisi kamar yang mendadak berantakan.
Salah satu dari kita mungkin akan kesal dan menantang untuk bermain video games memasak.
Kamu akan tahu kalau aku benci menggunakan satu handphone berdua dan harus menunggumu lama. Lalu, mau tidak mau salah satu dari kita akan mengalah untuk tidak memakai bersama.
Mungkin kamu akan kalah dariku, namun salahmu dari awal yang memintaku bermain serius dan akhirnya kamu akan menyalahkanku dan handphonenya. Kamu pasti akan kesal dan tertawa sambil menciumku.

Mungkin setelahnya kita berdua sama-sama kelelahan dan terasa lebih lapar. Aku tidak akan mengajakmu untuk membawaku pergi ke restoran. Aku pasti lebih memilih melihat isi kulkas dan memasak sesuatu untuk kita. Mungkin sesekali aku akan gagal dalam membuat makanan dan kamu akan bilang jika rasanya tidak enak sambil menghabiskan makanannya dengan lahap. Aku pasti akan kecewa sambil meminta maaf dan memelukmu.

Kita mungkin akan menghabiskan siang sampai sore hari kita dengan hal-hal konyol, berdebat, dan berpura-pura bangga menjadi yang paling menyebalkan.
Sekaligus menjadi yang paling bahagia dengan senyum dan tawa yang diciptakan secara sederhana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meromantisasi Kesedihan

Kenapa Kau Mencintainya?

Untukmu yang Memutus Hubungan dan Komunikasi