empowered women, empower women.
Setiap perempuan itu (idealnya) harus saling memberdayakan.
Tak perlu serupa, atau melulu soal duit, caranya selalu bisa beragam. Kamu mungkin tau cara berias, lalu mengajarkan teman kamu cara menggunakan make up, setidaknya itu caramu memberdayakan supaya temanmu percaya diri dengan penampilannya.
Kamu mungkin tau cara memasak, lalu mengajarkan temanmu cara memasak masakan favoritnya, setidaknya itu caramu mengajarkan temanmu untuk belajar bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri.
Kamu mungkin sudah membaca segudang buku, lalu meminjamkan bacaan kesukaan temanmu dan mengajaknya diskusi, setidaknya itu caramu mengajarkan temanmu menjadi sadar akan pentingnya bagi perempuan untuk bisa cerdas.
Kamu mungkin tau tatacara menjaga kesehatan dan perihal masakan bergizi lalu dalam selipan-selipan curhat berbagi ilmunya, setidaknya kamu telah berkontribusi membantu temanmu sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
Atau kamu merasa ilmu keagamaan kamu baik, kamu mengajak teman-temanmu pada kebaikan dengan cara-cara yang baik pula.
Ada begitu banyak hal dan cara yang sebetulnya kita punya dan bisa kita bagi pada banyak perempuan, terutama di sekeliling kita sendiri. Tak perlu menunggu harus sukses dulu untuk membantu dan memberdayakan, toh perempuan bisa saling mendampingi dan memajukan hingga sukses bersama-sama.
Kita harus mulai mengurangi kebiasaan saling menjatuhkan dan saling menggunjing.
Apabila suatu saat kamu memilih berkarier, maka hargailah pilihan mereka yang menjadi ibu rumah tangga.
Apabila suatu saat kamu menjadi ibu rumah tangga, tak perlulah menggunjing mereka yang berkarir seolah abai pada anak.
Saya bicara seperti ini karena sudah seperti makanan sehari-hari bagi telinga saya dimana perempuan saling mendiskreditkan. Baik itu lewat body shaming ataupun mengkritik pilihan.
Dukunglah mereka yang memang memilih menikah, dukunglah mereka yang memilih berpendidikan tinggi, dukunglah mereka yang memilih berkarir. Stop saling menjatuhkan! Setiap pilihan punya resiko dan kelebihannya masing-masing.
Karena setiap orang butuh hidup dengan pilihannya, bukan atas ekspektasi orang lain.
Tak perlu serupa, atau melulu soal duit, caranya selalu bisa beragam. Kamu mungkin tau cara berias, lalu mengajarkan teman kamu cara menggunakan make up, setidaknya itu caramu memberdayakan supaya temanmu percaya diri dengan penampilannya.
Kamu mungkin tau cara memasak, lalu mengajarkan temanmu cara memasak masakan favoritnya, setidaknya itu caramu mengajarkan temanmu untuk belajar bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri.
Kamu mungkin sudah membaca segudang buku, lalu meminjamkan bacaan kesukaan temanmu dan mengajaknya diskusi, setidaknya itu caramu mengajarkan temanmu menjadi sadar akan pentingnya bagi perempuan untuk bisa cerdas.
Kamu mungkin tau tatacara menjaga kesehatan dan perihal masakan bergizi lalu dalam selipan-selipan curhat berbagi ilmunya, setidaknya kamu telah berkontribusi membantu temanmu sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
Atau kamu merasa ilmu keagamaan kamu baik, kamu mengajak teman-temanmu pada kebaikan dengan cara-cara yang baik pula.
Ada begitu banyak hal dan cara yang sebetulnya kita punya dan bisa kita bagi pada banyak perempuan, terutama di sekeliling kita sendiri. Tak perlu menunggu harus sukses dulu untuk membantu dan memberdayakan, toh perempuan bisa saling mendampingi dan memajukan hingga sukses bersama-sama.
Kita harus mulai mengurangi kebiasaan saling menjatuhkan dan saling menggunjing.
Apabila suatu saat kamu memilih berkarier, maka hargailah pilihan mereka yang menjadi ibu rumah tangga.
Apabila suatu saat kamu menjadi ibu rumah tangga, tak perlulah menggunjing mereka yang berkarir seolah abai pada anak.
Saya bicara seperti ini karena sudah seperti makanan sehari-hari bagi telinga saya dimana perempuan saling mendiskreditkan. Baik itu lewat body shaming ataupun mengkritik pilihan.
Dukunglah mereka yang memang memilih menikah, dukunglah mereka yang memilih berpendidikan tinggi, dukunglah mereka yang memilih berkarir. Stop saling menjatuhkan! Setiap pilihan punya resiko dan kelebihannya masing-masing.
Karena setiap orang butuh hidup dengan pilihannya, bukan atas ekspektasi orang lain.
Komentar
Posting Komentar